Friday, January 22, 2016
Home »
» ForBALI Dua Tahun Serukan “Tolak Reklamasi Teluk Benoa”
ForBALI Dua Tahun Serukan “Tolak Reklamasi Teluk Benoa”
SUARA-SUARA penolakan rencana reklamasi Teluk Benoa terus bergema dari Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa atau ForBALI. Aliansi masyarakat sipil lintas sektoral yang terdiri dari gerakan mahasiswa, LSM, musisi, seniman, dan individu-individu yang peduli lingkungan hidup ini mempunyai keyakinan bahwa perencanaan reklamasi seluas 700 hektar di Teluk Benoa adalah bagian dari kebijakan penghancuran Bali.
Koordinator ForBALI, Wayan “Gendo” Suardana mengatakan, ForBALI dibentuk pada bulan Agustus 2013 lalu. Namun, embrionya sudah mulai muncul sejak bulan Juni 2013. Praktis, ForBALI kini telah memasuki tahun kedua menolak rencana reklamasi yang digagas PT Tirta Wahana Bali Internasional itu. “Memang ForBALI ini kan dibentuk khusus untuk mengadvokasi rencana reklamasi di Teluk Benoa, bukan menolak reklamasi keseluruhan dimana-mana,” ujarnya.
Sejak dibentuk hingga sekarang, ForBALI mendapat respon yang cukup tinggi. Terlihat dari jumlah anggota yang berkembang begitu banyak dari seluruh Bali. Tak heran, saat menggelar aksi turun ke jalan atau biasa disebut Parade Budaya Tolak Reklamasi Teluk Benoa, ada ribuan anggota yang hadir merubah jalan menjadi lautan manusia.
“Kalau ForBALI ini terdiri dari banyak organisasi, lembaga-lembaga yang memang konsen terhadap persoalan-persoalan sosial di Bali. Termasuk soal lingkungan, jadi bukan baru melek soal lingkungan hidup. jadi memang ini adalah eksponen dan komponen yang peduli dan sudah dari lama bergerak di bidang sosial di Bali. Dan memang kita sekarang fokus dulu untuk reklamasi di Teluk Benoa,” jelas Gendo.
Lebih lanjut dikatakan, ForBALI selama ini melakukan segala daya upaya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang mereka punya, serta dijamin konstitusi dan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Kegiatan ForBALI antaralain, diskusi publik, diseminasi isu kepada publik, demo, dan membuat kajian.
“Untuk teman-teman seniman dan musisi yang tergabung dalam ForBALI, mereka melakukan advokasi di bidang mereka dengan seni. Ada yang seni musik, ada lewat lukisan, mural, dan segala macam. Dan itu sekaligus juga untuk pendanaan ForBALI, misalnya lewat lelang karya, konser, termasuk sumbangan dari anggota,” tandasnya.
Adapun yang tergabung dalam ForBALI adalah Desa Adat Kelan Kabupaten Badung, Banjar Adat Kedaton Kesiman Denpasar, ST. Dharma Kretih Br. Kedaton Kesiman Denpasar, ST. Yowana jaya, Banjar lebah, STT Mekar Sari, Banjar Tegeh kori, STT. Ayu Nulus Gadung, STT. Eka Tunas Satya, Batubulan, STT. Abdi Utama, Marga, ST. Banjar Tampak Gangsul, STT. Panca Dharma Banjar Tegal Buah Padang Sambian Kelod Denpasar, ST Yowana Satya Dharma Banjar Bukit Buwung Kesiman Denpasar, ST. Yowana Dharma Bhakti Banjar Rangkan Sari Suwung Kauh, ST. Tunas Muda Banjar Dukuh Mertajati Sidakarya, ST. Dharma Sentana Banjar Anyar Gede Kedonganan Badung, STT. Setia Budi Banjar Sebual Jembrana, BEM UNHI (Badan Eksekutif Mahasiswa-Universitas Hindu Indonesia), BEM KBM Politeknik Negeri Bali, Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah Kota- Fakultas Teknik UNHI, Himpunan Mahasiswa Jururusan Teknik Sipil- Fakultas Teknik UNHI, FRONTIER-Bali (Front Demokrasi Perjuangan Rakyat), Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Dewan Kota Denpasar, JALAK (Jaringan Aksi Tolak Reklamasi) Sidakarya Denpasar, Allpiss (Aliansi Pemuda Sidakarya) Denpasar, Jimbaran tolak Reklamasi (Jiwaraga), MAKAR (Masyarakat Jimbaran Anti Reklamasi), Cakra Wahyu, Forum Masyarakat Renon Tolak Reklamasi Teluk Benoa, Masyarakat Canggu Tibubeneng Sayang Bali, GEMPAR-Teluk Benoa (Gerakan Masyarakat Pemuda Tolak Reklamasi), Tanjung Benoa Tolak Reklamasi (TBTR), Pemuda Sukawati Tolak Reklamasi Gianyar, Pemuda Ubung Denpasar, Pemuda Sanur Bergerak Tolak Reklamasi, Pemuda Banjar Sama Undisan Bangli, OutSIDers & Lady Rose Bali, OutSIDers & Lady Rose Ungasan Jimbaran, OutSIDers & Lady Rose Bali Timur, OutSIDers & Lady Rose Julah Raya Buleleng, Komunitas sepeda Alcoholic Rider, TAPALA (Teruna Pencinta Alam) Satak, Kayumas Kaja, KEKAL (Komite Kerja Advokasi Lingkungan Hidup) Bali, WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) Bali, Sloka Institute, Mitra Bali, PPLH (Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup) Bali, PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum Dan HAM) Bali, Kalimajari, Yayasan Wisnu, Manikaya Kauci, Yayasan IDEP, Komunitas Taman 65, Komunitas Pojok, Bali Outbond Community, Penggak Men Mersi, Superman Is Dead, Navicula, Nosstress, The Bullhead, Geekssmile, Parau, Nymphea, Devildice, Eco Defender, The Dissland, Rollfast, Joni Agung & Double T, The Hydrant, Scares Of Bums, Ripper Clown, Ugly Bastard, Ganjil, The Sneakers, Goldvoice, Rootsradical, The Brews, Blackened, Suicidal Sinatra, Steel Bone Rigid, Suitcase For Kennedy, The Kantin, Ska Teenagers Punk, Durhaka, Refugee, Hyena Wants A Party, Patrick The Bastard, The Room, Evi Band, Billy Bob Cats, Poison And Rose, Bali Xtreme Drummer, Bali Guitar Club, serta individu-individu yang peduli keselamatan Bali.
0 comments:
Post a Comment