BALI NOT FOR SALE

BALI LEBIH CANTIK SEDERHANA

SUPERMAN IS DEAD

WAWANCARA SUPERMAN IS DEAD

Tuesday, November 15, 2016

Saturday, November 5, 2016

Solidaritas Melawan Kriminalisasi, Ribuan Massa Padati Konser Mini Tolak Reklamasi Teluk Benoa


Foto Konser Mini Bali Tolak Reklamas Teluk Benoa (3)
Ribuan massa tolak reklamasi Teluk Benoa memadati konser mini Tolak Reklamasi Teluk Benoa, Batalkan Perpres 51 Tahun 2014 yang diadakan Desa Adat Kepaon dan Desa Adat Pemogan (Minggu, 23/10).
Kedua desa tersebut berhadapan langsung dengan Teluk Benoa. Sehingga dapat dipastikan rencana reklamasi Teluk Benoa yang eksploitatif dan rakus dapat dipastikan akan berdampak buruk bagi kedua Desa tersebut.
Mereka menggelar konser mini sebagai alat perlawanan melawan upaya pengurugan Teluk Benoa sekaligus solidaritas terhadap relawan-relawan Bali Tolak Reklamasi untuk terus melawan kriminalisasi dan intimidasi.
Desa Adat yang terus berjuang selama kurang lebih empat tahun itu terus berupaya untuk membatalkan rencana reklamasi Teluk Benoa. Kini bersama para pemuda desanya menggelar konser musik tolak reklamai Teluk Benoa.
“Kita sudah berjuang selama lebih dari tiga tahun dan kini masuk tahun ke empat untuk mempertahankan budaya, alam dan lingkungan demi masa depan anak cucu kita,” kata Bendesa Adat Kepaon, Ida Bagus Suteja.
Dalam orasi di atas panggung konser mini, IB. Suteja menyerukan kepada penonton yang memadati tribun Wantilan Sari Wisata Budaya Barong & Kris Dance untuk terus maju sekalipun diintimidasi. Ia juga menekankan kepada penonton yang didominasi anak-muda itu untuk terus maju dan Desa Adat Kepaon Pemogan tetap solid untuk berjuang.
“Jangan kendur, kita harus tetap berjuang. Kepaon Pemogan sangat solid untuk menolak reklamasi Teluk Benoa. Mari kita berjuang, walaupun kita diintimidasi kita harus tetap maju berjuang dan melawan. Apapun yang terjadi jangan pernah mundur. Mari kita terus berjuang. Ayo maju, ayo terus maju,” ujarnya seraya menutup orasinya dengan pekikan tolak reklamsi teluk benoa, batalkan Perpres 51 tahun 2014.
Ketua Karang Taruna dalam orasinya menyampaikan penolakannya terhadap reklamasi teluk benoa. Dan membantah adanya dukungan terhadap reklamasi Teluk Benoa. “Tidak benar jika Karang Taruna Desa Pemogan mendukung reklamasi karena Saya dan Karang Taruna konsisten bersama desa adat di Kepaon Pemogan menolak reklamasi teluk benoa,” ujar Ketut Suparta.
Sementara Jerinx Superman Is Dead juga berseru. ”Mari melawan dengan cantik dan anggun jangan pernah mundur. Jangan pernah bosan karena pada saat bosan di situ investor akan menang. Kita berjuang telah memasuki tahun ke empat untuk melawan kekuatan politik dan uang,” ujarnya di sela-sela Ia menyanyi.
Dalam konser mini ini, band Relung Kaca juga menyanyikan lagu Nyanyian Kecil untuk Sawah. Sebuah lagu yang menyuarakan protes mereka atas alih fungsi sawah yang semakin marak karena industri real estate.
Sementara itu Koordinator ForBALI di dalam orasinya menyampaikan jika karang taruna pro reklamasi itu berita salah. Bahkan ia kembali meminta ketua karang taruna untuk memperkenalkan dirinya.
Konser mini yang dibuat ini menurutnya adalah bentuk solidaritas kepada para relawan Bali Tolak Reklamasi yang saat ini menghadapi intimidasi dan kriminalisasi. Konser mini akan terus berlanjut dari kampung ke kampung di desa ke desa.
“Hari ini Kepaon dan Pemogan. Minggu depan Sumerta dan akan terus berlanjut. Kita kuatkan kawan-kawan kita yang saat ini dikriminalisasi dan diintimidasi. Kita sampaikan bahwa mereka tidak sendiri. Kita desak aparat untuk menghentikan kriminalisasi. Kalo ada alat negara, alat kekuasaan yang melakukan intimidasi, Rakyat akan melawan dan puputan akan terjadi jika reklamsi Teluk Benoa dipaksakan,” pekik Gendo dalam orasinya.
Dalam orasinya Ia juga menunjukan jika solidaritas itu nyata. Gerakan Bali Tolak Reklamasi mendapatkan banyak simpati bahkan menurutnya Marjinal, musisi dari jakarta datang dan tidak dibayar. “Kita sambut Marjinal,” ujar Gendo mengakhiri orasinya.
Sementara itu Marjinal dalam orasinya menyampaikan jika mereka datang sebagai anak negeri untuk bersolidaritas. “Kami datang sebagai anak negeri untuk solidaritas kami kepada para tetua adat dan seluruh rakyat Bali yang selama hampir empat tahun berjuang menolak reklamasi teluk benoa. Fakta dan nyata rakyat punya daulat untuk meminta negara mencabit perpres 51 tahun 2014,” ujar Mike, vokalis Marjinal.
Konser mini tolak reklamasi Teluk Benoa, batalkan Perpres 51 tahun 2014 diramaikan oleh Rawback, Sick Bastard, Racun Timur Menggoda, Jerinx Superman Is Dead, Relung Kaca (Buleleng), The Djihard dan Marjinal, band dari Jakarta.

Jangan Sakiti Ibu Pertiwi, Kami Siap Puputan

ST Banjar Pande Bualu Tolak Reklamasi
Sebagai daerah yang dekat dengan Teluk Benoa, Desa Adat Bualu sebelumnya secara tegas menolak rencana menolam reklamasi Teluk Benoa. Penolakan Desa Adat ini juga secara kompak dilakukan oleh generasi mudannya. Pada Senin (4/4), Pemuda ST. Ekawarna Yowana berserta tokoh-tokoh Banjar Pande, Desa Adat Bualu memasang 1 buah baliho sebagai bentuk penegasan menolak reklamasi Teluk Benoa.

Hal ini disampaikan oleh Ketua ST. Ekarnawa Yowana, I Wayan Lanang Adnyana usai memasang baliho yang berukuran 3X4 meter tersebut. “Kami memasang satu baliho di perempatan depan Banjar Pande, Balai Maksan biasannya disebut orang sini,” terangnya.
Baliho yang bertuliskan “Tolak reklamasi berkedok revitalisasi, Batalkan Perpres 51 Tahun 2014, Jangan sakiti Ibu Pertiwi, Kami siap puputan” ini dipasang pada pukul 15.00 dengan sebelumya puluhan warga dan pemuda ini berkumpul di Balai Banjar Pande.
Disinggung mengenai alasan penolakan, Lanang mengatakan reklamasi di Teluk Benoa malah akan mengamcam lingkungannya. “Penolakan reklamasi ini sesuai dan murni dari hati nurani serta aspirasi dari pemuda kami, melalui mekanisme dan jalur yg benar,” ujarnya.
Mereka berharap, pemerintah tidak menganak tirikan masyarakat dan seharusnya mendengarkan aspirasi masyarakatnya sendiri. Selain itu, warga yang kesehariannya hidup di daerah pariwisata ini berharap kepada Presiden Joko Widodo untuk mencabut Perpres 51 Tahun 2014 yang merupakan warisan Presiden SBY. (*)

Komnas HAM Minta Reklamasi Teluk Jakarta dan Benoa Dibatalkan

Aksi Pasbuayan Desa Adat Bali Tolak Reklamasi 13 Oktober 2016 (1) 
Jakarta, CNN Indonesia — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia akan memberikan rekomendasi pada pemerintah agar izin reklamasi Teluk Jakarta dicabut. Komnas HAM menilai, proyek pengurukan laut itu berpotensi menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia, bukan mesejahterakan warga.
Komisioner Komnas HAM Siane Indriani mengatakan rekomendasi serupa juga akan dikeluarkan pada proyek Teluk Benoa di Bali.
Rekomendasi akan diberikan setelah Komnas HAM menerima keluhan dari warga sekitar Teluk Jakarta dan Teluk Benoa. Rekomendasi akan disusun secepatnya.
Menurut Siane, ada beberapa pelanggaran hukum yang terjadi dalam proyek reklamasi. Salah satunya adalah pelanggaran Pasal 33 Undang-undang Dasar 1945.
Reklamasi Telak Benoa Sarat Bisnis
Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (For BALI) I Wayan Gendo Suardana mengatakan, proyek reklamasi Teluk Benoa lebih sarat pada kepentingan bisnis. Menurutnya reklamasi ini akan membangun 16 pulau baru. Di atas pulau-pulau itu nantinya akan banyak dibangun proyek properti.
“Teluk Benoa itu kawasan wisata strategis. Bandara, pelabuhan dan jalan tol sudah ada. Investor akan bangun properti di sana dan untung besar, tanpa iklan pasti pengunjung datang,” kata Gendo.
Gendo menuturkan, proyek reklamasi telihat dari tol yang mengubungkan antara bandara dan pelabuhan. Di beberapa titik tol itu sudah terdapat sayap di bagian kanan dan kiri. Ia menduga sayap-sayap itu akan dibangun untuk akses masuk ke pulau reklamasi yang dibangun nanti.
“Kami pernah hitung-hitungan, mereka minimal dapat untung Rp120 triliun untuk sekali proyek. Sehabis bangun akan mereka jual. Modal mereka hanya Rp 30 triliun,” kata Gendo.Total luas Teluk Benoa mencapai 1.400 hektare. Separuhnya diperkirakan bakal lenyap dan akan menjadi daratan. Menurutnya, dengan tambahan wilayah seluas itu, keuntungan yang akan didapat investor sangat menggiurkan.
Investor membeli lahan untuk reklamasi dengan harga yang murah sekitar Rp300 juta hingga Rp400 juta untuk setiap 100 meter persegi. Sedangkan harga lahan nantinya setelah jadi daratan menjadi Rp1,5 miliar per 100 meter persegi atau naik hingga lima kali lipat.
Penolakan terus datang terhadap rencana reklamasi ini. Gendo mengklaim ada 39 desa adat yang menolak proyek reklamasi.
“Total desa adat di Bali kurang lebih 1.000, sepanjang sejarah baru kali ini ada desa adat yang menolak reklamasi. Sebelumnya tidak pernah ada,” kata Gendo.

Peringatan Sumpah Pemuda, Pemuda Bali Gelorakan Tolak Reklamasi

STT Dharma Santi Tolak Reklamasi 01
Berbagai cara dilakukan pemuda-pemudi Bali untuk terus menggelorakan penolakan reklamasi Teluk Benoa. Bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda, pesan perjuangan tolak reklamasi Teluk Benoa terus disuarakan dalam berbagai kegiatan para pemuda-pemudi baik di dalam acara ulang tahun dan pergantian pengurus organisasi pemuda adat di Bali maupun penggalangan dana melalui panggung musik. Seluruh acara yang digelar pada secara serentak di Gianyar dan Badung pada Jumat malam (28/10) dimaksudkan untuk terus menggelorakan perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa dari berbagai wilayah di Bali.
Di dalam acara-acara tersebut, selain spanduk berisikan pesan penolakan reklamasi Teluk Benoa, bendera ForBALI sebagai simbol perjuangan menolak reklamasi juga menghiasi panggung peringatan hari ulang tahun organisasi pemuda-pemudi adat Bali.
Ketua Sekaa Teruna Teruni (STT) Taruna Laksana, Banjar Kutri, Desa Adat Kutri, Sukawati, Gianyar di malam perayaan sumpah pemuda dan hari ulang tahun yang ke-39 tahun STT menyatakan akan terus menjunjung tinggi nasionlisme pemuda dengan mempertahankan warisan leluhur, menjaga keberlangsungan Teluk Benoa dari ancaman reklamasi adalah bentuk nasionalisme.
“Kami jaga nasionalisme pemuda adat dengan tetap mempertahankan warisan leluhur kami yaitu mempertahankan Teluk Benoa dari ancaman reklamasi,” kata I Wayan Eka Udayana Ketua STT Taruna Laksana yang baru saja dilantik untuk periode 2016-2019. Ia juga menegaskan semangat juang generasi muda untuk mempertahankan Teluk Benoa harus terus dipupuk agar tidak terus dijajah.
Koordinator Forum Masyarakat Singapadu yang selama ini terus berjuang menolak reklamasi Teluk Benoa juga menegaskan perayaan ulang tahun pemuda dengan membawa pesan penolakan reklamasi Teluk Benoa adalah untuk terus menjaga dan membangkitkan semangat pemuda untuk menolak reklamasi Teluk Benoa. “Perayaan ulang tahun bertemakan Bali tolak reklamasi adalah untuk membangkitkan semangat pemuda untuk terus konsisten menolak reklamasi Teluk Benoa,” ujar Jung Candra Prabanatha.
Peringatan serupa juga terjadi di Canggu, tepatnya di acara ulang tahun STT Dwi Bhuana Santhi, Banjar Tegal Gundul, Desa Adat Canggu, Kabupaten Badung. Ketua STT Dwi Bhuana Shanti, Edi Gunawan menyatakan peringatan HUT STT bertepatan dengan hari sumpah pemuda mengangkat tema tolak reklamasi untuk membangkitkan semangat perlawanan bagi generasi muda di Banjar Tegal Gundul.
“Sebagai masyarakat pesisir, sudah menjadi kewajiban untuk menjaga pesisir dan menolak reklamasi teluk benoa untuk menghindari dampak reklamasi Teluk Benoa. Generasi pemuda Tegal Gundul harus bangkit untuk menolak reklamasi Teluk Benoa demi menjaga kelangsungan adat dan budaya Bali,” ujar Edi Setiawan.
Sementara itu, acara berbeda dalam memperingati sumpah pemuda digelar komunitas musik underground Bali. Mereka menggelar konser musik dan menggalang donasi bagi perjuangan tolak reklamasi Teluk Benoa. Acara musik bertemakan “Voice of Freedom, Donasi for Mother Earth” diramaikan oleh lima grup musik. Donasi yang dikumpulkan menurut Agus Darmawan, pembawa acara merupakan simbol persatuan dan kebersamaan dalam menolak reklamasi Teluk Benoa.
Menurutnya bukan jumlahnya yang menjadi ukuran, tapi solidaritas untuk perjuangan tolak reklamasi Teluk Benoa yang diutamakan. “Ini solidaritas dari musisi underground Bali yang menggelar acara malam ini untuk menggalang kebersamaan menolak reklamasi Teluk Benoa. Kita bisa mandiri untuk mempertahankan Bali dan kita terus bersama-sama untuk menolak reklamasi Teluk Benoa,” ujar MC yang akrab dipanggil Kakul ini.
Donasi yang mereka kumpulkan sejumlah 675.500 diserahkan langsung kepada Direktur Eksekutif WALHI Bali Suriadi Darmoko. Direktur WALHI Bali menjelaskan donasi yang diterimanya akan diserahkan kepada ForBALI untuk perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa.
“Gerakan tolak reklamasi Teluk Benoa dibiayai oleh kita semua yang terus berjuang untuk menolak reklamasi Teluk Benoa. Gerakan tolak reklamasi Teluk Benoa adalah gerakan yang mandiri dan bebas dari intervensi siapapun dan kita tidak butuh investor untuk menolak reklamasi karena selama hampir empat tahun ini kita sudah terbukti bisa membiayai perjuangan kita secara kolektif,” ujar Suriadi usai serah terima donasi dari panitia acara.