Penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa seluas 700 hektar oleh PT TWBI terus digaungkan barisan seniman yang tergabung dalam Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBALI). Event bertajuk “STAND UP AGAINST GREED!” digelar di Taman Baca Kesiman, Jumat (15/4) penampilan spesial dari komika atau stand up komedian nasional Soleh Solihun. Pun grup lawak Inguh Gabeng, Rare Kual, trio folk Nosstress dan blues man, Made Mawut.
Selain penampilan deretan seniman, event ini pun diramaikan sejumlah booth dari Substore, Sindikat Pesta Kebon, Pena Hitam Bali dan ForBALI. Panitia acara Dodix mengatakan, acara merupakan salah satu cara untuk terus menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa.
“Melalui gerakan seni seperti stand up comedy kami ingin menertawakan kerakusan penguasa dan pengusaha yang bebal dan kami mengajak masyarakat untuk terus melawan. Yang terpenting adalah dari event ini kami mengedukasi masyarakat tentang dampak buruk reklamasi terhadap lingkungan sekitar termasuk dampak terhadap adat dan budaya Bali. Ini tidak hanya sekali dua kali, dari awal gerakan ini para seniman terus bergerak dengan menggelar konser mini,” jelasnya.
Menurut Dodix, event ini untuk menggalang donasi yang nantinya akan disalurkan untuk membiayai gerakan tolak reklamasi Teluk Benoa. “Karena gerakan tolak reklamasi ini independen dan tidak ada intervensi dari siapapun dan tidak ada kepentingan dari pihak manapun. Gerakan ini dari awal berdiri sendiri semua dibiayai dari sumbangan individu yang dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Soleh Solihun, komika yang namanya melenggang di pentas stand up nasional mendukung gerakan tolak reklamasi Teluk Benoa dan merelakan hadir ke Bali meskipun tidak dibayar. “Saya tidak ingin Bali seperti Jakarta. Saya datang ke Bali karena keunikannya bukan karena gedung dan hotel mewah. Kalo di Bali isinya hotel mewah apa bedanya dengan Jakarta. Keunikan Bali itulah yang dicari wisatawan,” ungkapnya disambut tepuk tangan meriah penonton yang memenuhi Taman Baca Kesiman.
Seperti diketahui, gerakan tolak reklamasi Teluk Benoa telah berjalan tiga tahun. Berbagai elemen masyakat Bali mulai dari Pasubayan Desa Pekraman/Adat Bali, pemuda adat, komunitas, mahasiswa, pelajar, seniman dan individu tanpa kenal lelah terus menyuarakan tolak reklamasi Teluk Benoa. Masyarakat Bali berharap presiden Joko Widodo membatalkan proyek reklamasi Teluk Benoa dengan mencabut Perpres No 51 Tahun 2014.
“Perpres ini adalah jebakan batman yang dikeluar oleh rezim SBY untuk memuluskan proyek reklamasi Teluk Benoa. Sekarang Presiden Jokowi harus menanggung peninggalan SBY dan kami meminta Jokowi untuk segera mencabut perpres 51 tahun 2014,” pungkasnya.
Dalam event ini terkumpul donasi Rp 9,8 juta dan langsung diserahkan pihak panitia kepada perwakilan ForBALI yang diwakili koordinator divisi politik ForBALI Suriadi Darmoko.
0 comments:
Post a Comment